Author : Shin Ri Mi
Part : 5/??
Genre : gk tw
Main Cast : -song hyo kyo (hyo-ah)
-Yo Ri
- Heechul oppa
-yesung oppa
-All suju member
- All member SNSD
-teman dance Hyo Kyo
hai..hai.. buat para reader yang setia menunggu ff kerend yang cuman ada di Super Junior Fanfiction page.. mianhe kalau ceritanya gak jelas. Soalnya waktu buat ini Authornya lagi galau setengah mati.. CURHAT.com..(ditabokin ma SJF Lover's)
jangan lupa jempol ma commentnya ditunggu..
Happy Reading ^_^
'Kehidupan hanyalah bagian dari perputaran waktu yang tidak pasti kapan berakhirnya..
Namun apa sampai hari ini kita sudah melakukan yang terbaik?
Melakukan sesuatu yang bisa membuat orang yang mencintai kita bangga..
Seiring waktu berjalan kehidupan akan membawa kita pada tingkat dewasa..
Dimana kita sudah mulai mengerti bagaimana caranya memperlakukan orang yang sudah mencintai kita apa adanya..
Bagaimana melakukan sesuatu yang sudah sepantasnya didapatkan oleh orang yang dengan tulus hati memberikan kasih dan sayangnya lebih dari apa yang bisa kita beri untuknya..'
Saai ini aku sedang
menggenggam erat tangan Yo Ri. Sekarang aku benar-benar tahu siapa yang
mencintaiku dan saatnya aku melakukan hal yang sama.
“mau kemana kita oppa?”
tanya Yo Ri namun aku terdiam saat ia tidak melihatku aku tersenyum sendiri.
Aku mengajaknya menuju
taman yang berada dibelakang dorm Super junior.
“apa yang akan kita lakukan
disini?” Tanya Yo Ri namun aku kembali terdiam.
“oppa, kau dari tadi hanya
terdiam?” Yo Ri sepertinya benar-benar penasaran padaku.
“kau mau aku mengatakan
apa?” aku menggodanya.
“tujuanmu membawaku
kemari!” ia menatapku tapi aku tidak melihatnya(sengaja).
“aku hanya mau mengajakmu
melihat matahari itu tenggelam!”
“hanya itu?” ia terlihat
tak suka.
“yak,anie… kenapa kau
begitu cepat mengambil kesimpulan! Coba kau lihat, saat matahari itu terbenam
aku akan sekuat tenaga membunuh cintaku pada Hyo-ah dan saat itu juga aku ingin
hanya kau yang ada disampingku!” ia terlihat tersentuh namun beberapa detik
kemudian ia memasang wajah kesal,”bagaimana kalau aku tidak mau berada di
sampingmu? Kau sudah membuat aku terluka.”
“tapi aku sudah meminta
maaf!” aku berusaha membela diri tapi ia tidak menggubris. Aku lalu memegang
tangannya dan menciumnya lalu menyanyikan sebuah lagu.
(maaf yesung, pinjem
lagunya(it has to be you) yah…!! Piss… dilempar
telur sama clouds..)
oneuldo
nae gieogeul ttarahemaeda
i gil
kkeuteseo seoseongineun na
dasin bol
sudo eomneun niga nareul butjaba
naneun tto
i gireul mutneunda
neol bogo
sipdago
tto ango
sipdago
jeo
haneulbomyeo gidohaneun nal
niga
animyeon andwae
neo eobsin
nan andwae
na ireoke
haru handareul tto illyeoneul
na apado
joha
nae mam
dachyeodo joha nan
geurae nan
neo hanaman saranghanikka
na du beon
dasineun
bonael su
eopdago
na neoreul
itgo salsun eopdago
niga
animyeon andwae
neo eobsin
nan andwae
na ireoke
haru handareul tto illyeoneul
na apado
joha
nae mam
dachyeodo joha nan
geurae nan
neo hanaman saranghanikka
nae
meongdeun gaseumi
neol
chajaorago
sorichyeo
bureunda
neon eodinneungeoni
naui
moksori deulliji annni
naegeneun
na dasi
sarado
myeot
beoneul taeeonado
harudo
niga eobsi sal su eomneun na
naega
jikyeojul saram
naega
saranghal saram nan
geurae nan
neo hanamyeon chungbunhanikka
neo
hanaman saranghanikka
Aku lalu memeluknya,”walaupun
hari ini aku belum bisa mencintaimu namun aku akan berusaha!” aku
meyakinkannya.
“aku tahu waktu itu pasti
akan datang,” ia membalas pelukanku. “kau pasti sudah bosan mendengarnya tapi..
sarangheo oppa!”. Aku hanya tersenyum mendengarnya.
'Matahari terbenam namun
saat itulah bulan memamerkan cahayanya yang indah
Matahari terbenam namun
sejak itu aku membuka mata ditengah gelapnya malam
Matahari terbenam dan saat
itulah cintaku terbit menyinari duniaku yang baru
Cintaku bersama Yo Ri………….'
Hyo-ah POv
Hari ini
mataku lebam karena menangis semalam, akupun malas untuh bangun dan sarapan.
Selimut semakin kurapatkan menutupi kepalaku hingga kaki.
“bangun
Chingu… bukankah hari ini kau akan menggantikanku mengisi studi di universitas
hari ini, setelah itupun kau harus membantu Pascal untuk memprivatkan siswa
vocal dan siswa olimpiade matematika. Setelah itu juga…” Unnie terus mengoceh.
“ne.. aku
akan segera bergegas!” keluar dari persembunyianku dibawah selimut.
“kau menangis
semalam yah?” unnie mengintrogasiku sedangkan aku sendiri tertunduk.
“ne.., pahaku
merasa sakit semalam, aku tidak bisa tahan jadi aku menangis!” aku berusahaat
berbohong.
“biasanya
luka yang lebih besar dan parah dari pada itu kau hanya tersenyum santai..
kenapa…”
“sudalah
unnie, aku mau mandi dulu!” aku bergegas menuju kamar mandi.
Maaf unnie,
aku tidak ingin berbohong padamu, namun aku tidak ingin kau cemas dengan
batinku yang hingga saat ini masih miris.
Fakultas Modern dance, LA California AS
Waktu
menunjukkan jam 09.00.
Aku memasuki
sebuah ruangan yang dipenuhi mahasiswa bule dengan berbagai macam ras dan warna
kulit.
“mulai
sekarang dan beberapa waktu kedepan aku akan menggantikan Ms chorline(nama Amerika untuk unnie Sung Hae) untuk menyampaikan beberapa materi. Silahkan
perhatikan layar didepan!” aku mulai menjelaskan berbagai pengetahuan tentang
dance dan music.
“dance tidak
ada bedanya dengan bernyanyi, hanya saja dalam dance gerakan harus mampu
menyampaikan pesan dari music agar penonton mengerti maksudnya tanpa harus tahu
arti lagu. Selain itu bila dibandingkan dancer memiliki resiko yang lebih besar
dari pada seorang penyanyi, berusahalah
untuk bisa mengerti maksud music dan mengesampingkan tehnik.” Aku mulai
menjelaskan.
Kalau boleh
jujur kali ini aku tidak merasa tegang sama sekali, padahal kebanyakan dari
mahasiswa lebih tua dari padaku dan termasuk kelas akselerasi.
Setelah 2 jam
mengisi materi akupun mengakhirinya, “terima kasih atas waktu anda hari ini!
Kita berjumpa lagi besok.”
Dan begitulah
seterusnya aku melalui pagiku dan langsung bergegas menuju sebuah privat house
di daerah tengah kota LA.
Bersama
Pascal aku mengisi dua kelas sekaligus secara bergantian hingga waktu makan
siang kami agak terlambat.
“kau bekerja
begitu baik hari ini! Pasti kau sangat lelah. Ayo dimakan Steaknya!” Pascal
begitu memperhatikanku.
“ah,iya… ayo
makan!” aku berpura-pura semangat namun sebenarnya aku tidak sanggup membuka
mulut namun ku paksa.
Aku hanya
mendapatkan waktu istirahat selama 2 jam lalu bergegas membantu Rond di
restorantnya. Setelah malam menjelang aku pulang untuk membersihkan badan lalu
kembali menyusuri jalan ramai LA menuju sebuah club malam untuk menggantikan
Marc menjadi DJ sampai waktu menunjukkan 04.00 dini hari. Ommo, aku lelah
sekali namun aku mencoba untuk menikmatinya.
“kau sudah pulang?”
Unnie membukakanku pintu apartemen dan aku hanya mengangguk.
“kau sudah
makan?” Tanya unnie, aku mengangguk dengan malas lalu merebahkan tubuhku di
sofa.
“jangan tidur
disitu Chingu! Di kasur sana! “ia menunjukkanku spring bed yang empuk dan menggoda.
Aku ingin beranjak tapi aku sudah tidak kuat menahan kantuk, akupun tertidur
dikursi.
Semuanya
kulakukan hanya untuk sebuah liontin yang kuinginkan. Aku meninggalkan cintaku,
menghabiskan waktuku dengan hal-hal yang begitu rumit. Tuhan beri aku kekuatan.
Sudah
beberapa waktu terlewat namun aku masih tidak berani mengupdate berita Korea.
Aku takut rasa penyesalan kembali menghujamku dengan pedih. Yang kupikirkan
sekarang hanya bagaimana kabarmu oppa? Apa kau merindukanku? Apa kita akan
kembali bersama? Apa aku akan menangis untuk kebahagiaanmu lagi?
Yesung POv
Sudah
beberapa hari setelah keberangkatannya Hyo-ah tidak memberiku kabar sama
sekali. Apa ia termakan berita itu? Apalagi Taeyeon juga belum menanggapi dan
mengkonfirmasi masalah kesalahpahaman hubungan kami. Mr Lee masih mendiamiku,
namun aku tetap menyapanya ketika bertemu di koridor atau saat pertemuan.
Walaupun ia tidak menggubris dan menganggapku tidak ada, aku masih bersikap
manis. Aku saat ini masih termenung kapan masalah ini berakhir, kapan aku akan
kembali berdiri dengan diriku yang semangat dan kocak. Sekarang tingkah
humorisku seolah terkubur sedalam rasa pedihku ketika berita ini pertama kali
mencuat ke awak media. Taeyeon.. apa yang sebenarnya yang kau inginkan?
Hari ini kami
kembali mengadakan rapat internal di sela-sela kesibukan kami mengisi acara.
Pihak super junior dihadapkan pada grup wanita beranggotakan 9 orang. SNSD yah
merekalah yang aku hadapi. Tapi saat rapat di lakukan untuk ketiga kalinya
Taeyeon kembali alfa dan tidak menunjukkan batang hidungnya. Aku sungguh
kecewa.
“mengapa
Taeyeon tidak datang lagi?” Mr Lee bertanya pada Yoona yang dari tadi hanya
diam.
“mmm… mianhe,
tapi beberapa hari ini Taeyeon menghilang. Tidak satupun dari kami yang tahu
dimana dia sekarang!”
“mungkin dia
sangat tertekan karena hubungan yang tidak diakui oleh Yesung oppa!” Jessica
sinis.
“jaga mulutmu
nenek sihir!” Donghae mulai emosi.
“Mwo? Kau
bilang aku apa?”Jessica mulai terpancing.
“kau memang
nenek sihir berbisa! Aku tidak menyesal telah putus denganmu!” Donghae
membalas.
Jesicca
semakin berkoar-koar membalas kutukan Donghae, begitupun Donghae yang mulai
putus urat. Suasana semakin memanas ketika Siwon ikut adu mulut dengan Sunny.
Aku seolah menjadi virus permusuhan. Beberapa kali Mr Lee menenangkan
perkelahian malah semakin memanas.
“DIAMM…..!!!”
Yuri menghentikan suara yang saling menyahut. Mereka terlihat kesal sedangkan
Heechul hanya berdiam diri mendengarkan percakapan gila mereka.
“masalah ini
tidak akan selesai bila kalian terus seperti anak kecil!” Leeteuk memberikan
pengertian.
“kau bilang
kami anak kecil?” Sunny tersenyum kecut.
“lalu apa
lagi namanya bila sekumpulan orang sedang ribut seolah merebutkan mainan,
bukankah itu namanya anak kecil?” semua terdiam. Sunny bersiap membalas namun
aku memotong.
“Dengarkan
aku!” aku mulai angkat bicara dan semuanya terdiam. Semua mata tertuju padaku,
benar-benar sunyi. Hanya ada suara desah nafas Donghae yang tidak teratur.
“Mianhe telah membuat kalian seperti ini. Seharusnya keributan semacam ini tidak
perlu terjadi. Menurut kalian apa yang harus aku lakukan? Tapi jujur hubungan antara
aku dan Taeyeon tidak serius seperti yang diberitakan. Apa aku harus mengakui hubungan ini? “
“aku tidak
setuju! bagaimana mungkin kau bisa mengakui hubungan yang tidak kau jalin.
Bukankah kau membohongi public? Kalau aku sampai bertemu wanita jalang itu akan
ku sobek mulutnya!” akhirnya Heechul meledak membelaku.
“siapa yang
kau bilang wanita jalang?”, Sunny mengeraskan suaranya seolah ingin mengigit
Heechul.
“siapa lagi
kalau bukan Taeyeon gila itu!” Heechul memperjelas.
“sudah..cukup,
kita voting suara saja!” Yoona memberikan ide.
“baiklah,
yang percaya pada yesung silahkan angkat tangan!” beberapa dari mereka
mengangkat tangan dengan tinggi. Semua anggota super junior mengangkat tangan,
dan akhirnya sesuatu mengagetkanku, Yuri mengangkat tangannya.
“yak, kau ini
penghianat Yuri, bisa-bisanya kau percaya pada pembohong seperti Yesung, ia
telah membuat Taeyeon terluka.” Jessica membulatkan matanya.
“sebenarnya Teyeon
memang salah..!! hanya saja aku tidak bisa membuatnya malu karena aku seorang
Leader. Aku sudah sepatutnya menjaga aib anggotaku tapi kini aku rasa ia pantas
disalahkan.” Yuri menunduk.
“apa yang kau
katakan?” Leeteuk menggenggam meja dengan erat.
“sebenarnya
waktu itu aku mendengar pembicaraan Yoona dan Yesung, aku sudah mulai merasa
bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Mengingat sikap Taeyeon yang
menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Jadi waktu
itu aku memutuskan membuntuti yesung menuju pantai dan melihat semua yang
terjadi di pantai. Mian…aku baru bicara sekarang. Aku takut Taeyeon tidak bisa
melalui ini semua. Dia tipe wanita yang rapuh. Sekali lagi Mianhe…!!” ia
berdiri dan membungkukkan badannya.
“jadi, begini
caramu sebagai leader, kau sungguh keterlaluan!” Heechul menggertak.
“aku rasa
masalahnya telah selesai!”Leeteuk meredam emosi.
“Mianhe oppa!” Yoona membungkukkan badan padaku dan aku hanya mengangguk. Yang
terpikir bukanlah bagaimana karierku, tapi bagaimana aku bisa menjelaskan ini
dan menunggumu yang belum juga kembali yoejaku. Sarangheo Hyo-ah!.
“hyun, kita
sepertinya tidak butuh Taeyeon lagi!”
“kau harus
memberikan kesaksian didepan awak media. Bersihkan nama Hyunku yang satu ini..!”
Donghae mulai menatap Yuri dengan tajam.
“aku akan
melakukannya!” Yuri membalas dengan rasa bersalah.
“tidak perlu,
berita itu bukan sesuatu yang terlalu memalukan. Berita hari ini akan menjadi
berita kemarin saat matahari mulai terbit besok. Aku rasa kau tidak perlu melakukan itu. Aku takut Taeyeon tidak keluar
dari persembunyiannya dan malah lebih terpukul. Yang jelas kalian percaya
padaku, aku hanya butuh itu!” aku lalu melangkah keluar.
Beberapa
minggu kemudian.
Ini sudah
minggu ketiga semenjak Hyo Kyo pergi. Apa yoejaku itu tidak akan kembali? Apa
ia tidak rindu padaku seperti aku merindukannya. Apa ia benar-benar
melupakanku. Rasanya dadaku sesak, yang terlintas dibenakku hanya Hyo Kyo.. Hyo
Kyo…
“Hyun, kau
sakit?” Wookie mengambilkanku sebuah handuk kecil dan mengusap kepalaku.
“ah, anie..!
aku hanya..”
“kau terlihat
tidak enak badan Hyun!” Kyuhyun menambahkan.
“anie..
jongmal..!”
“kau sudah
lama tidak menyentuh bibirku Hyun!” ucap Siwon sambil mengerutkan keningnya.
“ ne, kau
juga tidak pernah lagi patroli malam(pindah-pindah tidur) saat kita konser dan
tidur dihotel. Kau hanya termenung sambil memandangi jendela. Apa kau stress
hyun?” Kangin mengoceh.
“aku tidak
apa-apa, aku hanya sedikit lelah.” Kataku sambil menggelengkan kepala.
“mianhe kalau
dulu aku melarangmu menyentuh bibirku, sekarang kau boleh menyentuhnya kapan
saja kau mau!” Ucap Siwon semangat dan memonyongkan bibirnya ke arahku.
“aku juga
hyun, kau boleh menyentuh bibirku!” Wookie juga memonyongkan bibirnya hingga
semuanya mengikutinya dan membuat barisan bagus dihadapanku, sungguh aku tidak
mood untuk menyentuh bibir mereka semua. Namun terlintas pemikiran jahil
dibenakku.
Aku mengambil
handphoneku disaku lalu ku foto mereka secara tiba-tiba. Dengan sekilas lampu
kilat kamera handphoneku mengagetkan mereka. Dengan tertawa geli aku menatap
foto yang baru kuambil di handphoneku.
“aku suka
foto ini! Hahahaa..” tawaku lepas hingga membuat otot perutku tertarik. Aku
fikir mereka akan marah dan mengeroyokku meminta foto itu dihapus, namun mereka
hanya tersenyum menatapku lalu tertawa kecil.
“rasanya
sudah lama aku tidak melihat tawamu itu Hyun, aku merindukannya!” Kyuhyun
mencubit pipiku gemas.
“tertawalah
seperti itu terus!”Wookie mengepalkan tangannya seolah memberiku semangat.
“yak, nanti orang
kira aku gila!”aku tersenyum, semua mengangguk dan tertawa.
“mengapa Hyo
Kyo belum juga kembali! Semakin lama aku semakin merindukan Unnieku yang satu
itu” Kyuhyun merubah suasana menjadi sendu seketika.
“aku
juga..aku rindu tawa gurihnya dan suara tenangnya saat bernyanyi. Kira-kira
bagaimana kabarnya yoeja itu?” Wookie mengumpat seolah mengiris luka hatiku
yang baru kering.
“aku puny
ide! Yo Ri tahu nomer handphonenya sekarang, Kita rayu saja dia. Mungkin
sedikit sulit melakukannya tapi mari kita berusaha!” Heechul mengepalkan
tangannya.
Yo Ri POv
Sore ini aku
baru saja pulang dari butikku yang terletak di pinggiran ibu kota. Sungguh
lelah rasanya harus mengecek barang juga 50 karyawan yang baru ku training.
Saat bergegas masuk mobil handphoneku berbunyi.
“ada apa
oppa!” aku langsung mengangkat telpon tanpa salam saat kutahu itu adalah nomer
Heechul oppa.
“Yo Ri ke
Dorm Suju sekarang, Heechul sakit!” aku kenal suara itu, Siwon oppa.
Tanpa banyak
basa-basi aku langsung menutup telponnya dan tancap gas menuju Dorm Suju.
Setelah sampai aku lalu mengetuk pintu dan Donghae membukakan pintu, wajahnya
begitu sendu hingga begitu meyakinkanku bahwa Heechul oppa memang sakit.
“mana Heechul
oppa?” aku menarik-narik baju Donghae.
“Dia
dikamarnya!”
Dengan
langkah tergesa-gesa dan dada sesak aku berjalan menuju kamar orang yang
kucintai. Namun kagetnya aku saat seseorang menarikku dari sebuah kamar saat
aku melalui lorong kamar suju. Dalam ruangan itu tak ada sedikitpun cahaya, aku
hanya merasa seseorang memelukku dengan aroma parfum yang kukenal.
“Heechul
oppa, apa itu kau?”aku berusaha bernafas diruangan yang pengap.
Aku bisa
merasakan ia mengangguk pelan. “Gwancana? Ku kira kau sakit!” aku heran.
“aku mau
minta tolong padamu!” bisik Heechul oppa tepat ditelingaku.
“Mwo?? Katakan
saja oppa!” aku mulai gugup. Detak jantungku semakin cepat dan darahku seolah
mengalir terlalu deras hingga aku tidak bisa menyelaraskan keduanya.
“kau janji
akan melakukannya?” Heechul oppa berbisik lagi.
Ommo… aku
tidak tahan lagi, aku seolah sulit bernafas karena merasakan Heeppa(Heechul
oppa) seperti meniup telingaku. Aku hanya mengangguk pelan. Tiba-tiba lampu
menyala dan Heppa masih memelukku. Aku sadar banyak pasang mata yang
memperhatikan kami aku lalu melepas pelukan Heeppa. Tidak salah lagi, ini
adalah sebuah jebakan.
“apa-apaan
ini oppa! Kau menjebakku?” aku sungguh malu menyadari ini semua.
“anie.. aku
hanya ingin kau membantu kami untuk bisa tahu kabar Hyo-ah sekarang.” Heeppa
duduk diranjang.
Seketika
hatiku terasa terluka,”kau masih mencintainya oppa?” aku menatap tajam pada
Heeppa.
“bukan dia,
tapi aku!” Yesung yang duduk disudut angkat bicara.
“Mianhe..aku
sudah berjanji padanya untuk tidak memberitahu kalian nomer handphonenya..!”
aku berjalan menuju pintu dan berusaha keluar, namun si manis Wookie berdiri
menghalangiku.
“kunci
pintunya ada padamu sendiri. Kalau kau membantu kami, pintu itu akan terbuka!”
Hampir 3 jam
aku disandera oleh mereka. Hingga mereka nekat merebut handphoneku untuk
mencari kontak person Hyo Kyo, namun mereka belum juga mendapatkannya. Aku
memang sengaja tidak menyimpan nomernya di handphoneku, melainkan mengingat dan
menghapalnya saja di otakku.
“sampai
kapanpun kalian tidak akan menemukannya!” aku mengoceh pada mereka yang seperti
orang kehilangan jalan.
“kau ini
jahat sekali padaYesung oppa, kau tidak tahu betapa rindunya ia pada orang yang
ia cintai! Bagaimana perasaanmu kalau harus berpisah dari Heechul dan tidak
boleh menghubunginya. Bukankah kau tadi sudah janji mau membantu Heechul.”
Sungmin oppa semakin berkotek.
Aku tidak
kuat lagi menahan haus dan lapar dalam ruangan pengap ini. Tatapan lirih Yesung
oppa akhirnya meluluhkan hatiku.
“baiklah, aku
akan membantu kalian. Tapi aku yang akan berbicara padanya. Kalian hanya boleh
mendengarkan.
Ku pencet
tombol-tombol nomer handphone Hyo-ah, lalu kupencet pula tombol hijau dan
loadspeaker.
“annyeonghaseyo,”seorang yoeja mengangkat telponku.
Aku sadar
suara yoeja yang mengangkat telponku bukanlah Hyo Kyo.
“Nuguseyo?” yoeja itu
bertanya dengan penasaran.
“ah.. Yo Ri.. Kim Yo Ri..!”
aku menjawab terbata-bata. Semua member Super Junior menatap heran. Yoeja yang
mengangkat telponku memang bukan Hyo Kyo.
“oh.. Yo Ri teman Hyo Kyo!”
yoeja itu kembali bergeming.
“ne.. mian, anda
siapa?bukankah ini nomer handphonenya Hyo Kyo?”
“oh, aku Sung Hae.. teman
sekamar Hyo Kyo!”
“ Hyo-ah ada?” aku memberi
tahu maksudku.
“Mianhe Yo
Ri-ah, Hyo Kyo sedang tidur. Aku tidak tega membangunkannya, hari ini dia
sangat lelah!”
“oh, kau
bilang ia lelah? Memangnya apa yang ia lakukan sampai selelah itu?” aku
menggali informasi.
“ia bekerja
siang dan malam, waktu tidurnya hanya 4 jam sehari jadi aku tidak bisa
membangunkannya!”
“arasseo!
Kalau begitu su…!” aku berniat menutup telpon.
“tunggu dulu!
Apa kau mengenal orang yang bernama Yesung?”
Pernyataan
itu membuat seluruh member SuJu melotot.
Jangan-jangan ia ingin memaki Yesung karena berita miring itu. Namun aku juga
tidak bisa pura-pura tidak tahu.
“ah, Ne.. dia
namjachingu Hyo Kyo!” aku menjawab dengan lantang.
“apa ada
masalah dengan mereka berdua?”
“Molla.! Waeyo?”
jawabku.
“bukannya aku
ingin mencampuri masalah mereka berdua. Tapi, beberapa waktu belakangan ini ia
terlihat lebih suka diam. Namun saat ku tanya ia hanya tersenyum paksa dan
berkata ia baik-baik saja. Terlebih lagi setiap tidur ia selalu mengigaukan
nama Yesung sambil menitihkan air mata tanpa suara. Selama 3 tahun aku tinggal
dengannya di Amerika ini ia sangat jarang menangis. Bahkan ia tidak pernah
menangis untuk dirinya sendiri. Semua air matanya hanya untuk orang lain. Saat
kembali dari korea beberapa waktu lalu ia berubah 180 derajat. Keceriaanya kini
hanya tersisa 3%. Mian kalau aku terlalu protektif, hanya saja aku khawatir
padanya.”
Semua
pernyataan yang kudengar bisa kubayangkan dengan jelas. Hyo Kyo begitu tersiksanya
kah?. Sekarang ia berubah menjadi yoeja yang rapuh. Ommo….
“Yo Ri-ah!”
yoeja tadi menyadarkanku. Aku lalu menceritakan apa yang terjadi pada hubungan
Yesung dan Hyo Kyo dan Sung Hae bersedia membantu kami untuk mengawasi Hyo
Kyo.”
“ah, aku akan
menelponnya besok saja!” aku bergeming lagi.
“kalau kau
ingin menelponnya sekitar jam makan siang waktu Amerika, kalau dikorea sekitar
jam 11 malam!”
“ah, ne..
Gomawo!” aku menutup telpon. Dengan seketika kuhapus lagi nomor Hyo Kyo
dari nomor panggilan keluar. Aku takut
member SuJu kembali menyita handphoneku dan memeriksanya.
“kalau begitu
jam 11 malam aku akan kesini lagi. Sekarang buka pintunya! Aku tidak tahan lagi
diruangan super pengap ini. Nanti kuhubungi Mr Lee untuk memintanya memberikan
kalian pendingin diruangan ini!” ejekku lalu melangkah pergi setelah simanis
Wookie oppa membukakan pintu dengan sebuah kunci dari sakunya.
Yesung POv
“aku tergidik
mengingat pernyataan yoeja yang bernama Sung Hae itu. Berarti Hyo Kyo belum
melupakanku. Setidaknya ia masih mengingatku, tapi mengapa ia menangis? Apa ia
kecewa padaku?.
Aku masih
terpaku memandang jendela yang tidak bisa dibuka.
“kau dengar
Yesung? Ia begitu mencintaimu!”Heechul memegang pundakku.
“aku bingung
mengapa hubungan kalian terlalu dramatis. Padahal kalian bicara berduapun masih
bisa dihitung jari. Kau harus memberinya penjelasan. Seharusnya kita
merencanakan strategi kedua sekarang.!”sambung Heechul.
“aku akan
mengikat kaki dan tangan Yo Ri lalu menutup mulutnya dengan plester. Kuancam
dia, kalau dia tidak memberikan nomor Hyo Kyo kita kan melemparnya dari
jendela!” Enhyuk mulai focus pada imajinasi gilanya.
“Yak, kau
kira kau siapa? Yo Ri itu yoejachinguku! Kalau kau berani melakukannya aku akan
melemparmu dari lantai 170! Makanya jangan nonton yadong terus!” Heechul mulai
emosi.
“Mianhe Hyun,
just kidding!” Enhyuk berlari keluar ruangan.
“dasar.. anak
itu!!” Heechul geram.
“Hyun,
menurutmu apa Hyo-ah masih mencintaiku? Jangan-jangan ia menangis karena rasa
kecewanya yang teramat sangat.” Aku masih memandang keluar jendela berharap
orang kucintai berdiri disana dan aku mengejarnya. Namun semuanya nihil, aku
tidak mendapatkannya.
Hyo Kyo POv
“Unnie, apa
kau melihat hpku?” aku berlari menuju dapur dengan meloncat-loncat sambil
memasang sebelah sepatuku.
“ah, ada di
atas meja!” Sung Hae unnie menunjuk arah ruang tamu.
“ayo sarapan
dulu!” unnie berteriak hingga suaranya terdengar sampai ruang tamu.
“aku
terlambat Unnie, 15 menit lagi kelas di fakultas modern Dance akan dimulai. Aku
akan sarapan di resto dekat universitas saja!” aku berlari menyambar tas dan
juga hp diatas meja dan berlari keluar pintu.
Sesampaiku di
parkiran aku lalu masuk dalam mobil dan menyalakan monitor tv yang menyiarkan
keadaan lalu lintas pagi ini. Ternyata jalan menuju tempatku mengajar sedang
macet. Jadi aku turun dari mobil dan mencari seorang satpam yang biasa menjaga
apartemen kami.
“sir, can I
borrow your motorcycle now?” ucapku pada lelaki berkulit hitam legam.
“yes, why not!”
ia mengangguk.
“you can use
my car to back in your house!” aku melempar kunci mobilku dan langsung menaiki
motor CBR merah dan menyalakan starternya. Yah, kuncinya masih menempel di
tempat kunci!.
“aku langsung
menancap gas menuju tempat mengajarku, aku kini menggantikan Sung Hae unnie
sebagai dosen di fakultas Modern Dance. Sedangkan ia mengurus semua registrasi
dan juga keperluan kami saat konser nanti.
Seperti biasa
setelah mengajar di fakultas aku lalu menuju privat house dan pascal sudah menungguku
dipintu.
“sorry, I’m
late 5 minutes!”
“no problem,
I arrived 1 minutes earlier!”
Kami lalu
mengisi kelas privat dance juga matematika selama 2 jam dan langsung makan
siang dengan sedikit terlambat!”
“you have
boyfriend?” Pascal lalu mengagetkanku dengan pertanyaan tanpa basa-basi.
“yes, I think
so!” aku tersenyum kecil.
“aku ingin
sekali tahu siapa lelaki beruntung itu. Ia begitu mudah menaklukkan hati wanita
muda dengan IQ 165, cantik, cerdas, baik dan menjadi seorang idola besar!”
“jangan begitu
mengagung-agungkan aku! Aku merasa biasa saja dibanding dirimu yang
tampan,hebat dance, olahraga juga memimpin Dancer terbaik dunia.” Aku berusaha
menyetarakan pujianku dengannya.
“kau terlalu
berlebihan! Tapi, mengapa kau tidak menyukaiku?” pertanyaan itu seolah membuat
jantungku berhenti berdetak.
“ah, kau
ini..! aku menyukaimu! Tapi menyukaimu sekedar hanya rasa kagum dan itu tidak
lebih!” aku tersenyum lalu meminum jus strawberryku yang mulai mengendap dan
menciptakan 2 warna indah. Ingin rasanya aku berdiri lalu pergi dengan
mengucapkan selamat tinggal dan terima kasih telah membuatku sedikit gugup.
Namun ku tepis pikiran tidak sopanku itu.
“kulihat tadi
kau mengendarai motor! Ada apa dengan mobilmu?”Pascal mulai menyuap sesendok
pasta ke mulutnya dengan pelan. Wajahnya sedikit kecewa.
“ah, tadi
macet jadi kupikir kalau mengendarai mobil pasti terlambat untuk pergi
mengajar. Jadi aku meminjam motor seorang security apartementku.” Aku kembali
mengunyah makanan yang terasa sungguh enak.
“aku sudah
selesai, sepertinya aku harus pulang karena jam 4 nanti aku ada pertemuan
dengan Mr Karl untuk mempromosikan konser kita nanti. Aku pergi dulu!” Pascal
lalu berlalu meninggalkanku yang masih menyendok makanan dengan pelan.
'Menunggu waktu untuk kembali kepada orang yang sangat kucintai adalah masalah terbesar yang kualami saat ini..
Tapi bisakah dalam penantianmu kau juga mengingat hal yang tak kau suka dariku..
Aku takut tak bisa kembali dan meninggalkanmu sendiri berduka cita atas cintamu yang tak terbalas..
Selama kau hidup, saat itulah aku bisa bernafas denganmu...'
Yang belum baca part sebelumnya nieh author ksih linknya..
part.1^_^ http://putrimuthiahishaq.blogspot.com/2011/09/near-with-me.html
part.2^_^http://putrimuthiahishaq.blogspot.com/2011/09/near-with-me-part2.html
part.3^_^http://putrimuthiahishaq.blogspot.com/2011/09/near-with-me-part3.html
part.4^_^http://putrimuthiahishaq.blogspot.com/2011/09/near-with-me-part4.html
To Be Continue...
'Menunggu waktu untuk kembali kepada orang yang sangat kucintai adalah masalah terbesar yang kualami saat ini..
Tapi bisakah dalam penantianmu kau juga mengingat hal yang tak kau suka dariku..
Aku takut tak bisa kembali dan meninggalkanmu sendiri berduka cita atas cintamu yang tak terbalas..
Selama kau hidup, saat itulah aku bisa bernafas denganmu...'
Yang belum baca part sebelumnya nieh author ksih linknya..
part.1^_^ http://putrimuthiahishaq.blogspot.com/2011/09/near-with-me.html
part.2^_^http://putrimuthiahishaq.blogspot.com/2011/09/near-with-me-part2.html
part.3^_^http://putrimuthiahishaq.blogspot.com/2011/09/near-with-me-part3.html
part.4^_^http://putrimuthiahishaq.blogspot.com/2011/09/near-with-me-part4.html
To Be Continue...